Jumat, 29 Juni 2012

Normalkah Memiliki Fantasi Seks?


Tidak sedikit wanita yang memiliki fantasi seksual. Namun tidak jarang pula wanita yang merasa bersalah karenanya. Lantas, apakah fantasi seksual itu normal?

Fantasi seksual adalah topik yang sangat jarang dibicarakan karena masih dianggap tabu, aneh bahkan tidak baik atau salah bagi sebagian orang. Munculnya pikiran seperti itu membuat otak berpikir dan perasaan berbicara, "ada yang salah dengan diri saya atau hubungan yang sedang saya jalani".

Mulai sekarang hilangkan perasaan itu, karena para peneliti mengatakan bahwa memiliki fantasi seksual sangatlah normal. Hal itu merupakan bagian dari sifat makhluk hidup.

Dalam bukunya yang berjudul "Who's Been Sleeping in Your Head: The Secret World of Sexual Fantasies", yang dikutip dari Yourtango, Brett Kahr, seorang psikolog asal Inggris menyebutkan bahwa sembilan dari sepuluh orang respondennya memiliki fantasi seksual. Hasil tersebut didapatkan setelah melakukan survei terhadap 18.000 orang Inggris dan Amerika

"Hanya satu persepuluh saja yang tidak mau mengakui hal tersebut, padahal sebenarnya ia pun berfantasi seperti itu," ucapnya.

Banyak orang memendam perasaan malu dan bersalah terhadap fantasi 'nakal' yang sebenarnya sangat alamiah. Perasaan malu berfantasi sebenarnya sudah tertanam sejak dahulu, ketika pada tahun 1900-an, beberapa psikoanalisis menginterpretasikan dan memvonis bahwa fantasi 'aneh' tersebut sebagai penyakit.

Kahr menjelaskan bahwa khayalan seperti itu merupakan variasi dari fantasi orang-orang normal. Ia juga menemukan bahwa terkadang fantasi merupakan suatu cara menempatkan pikiran positif sebagai pengganti memori negatif ketika masih anak-anak. Contohnya, seorang wanita yang baru menikah akan terbantu oleh fantasi seksual, karena hal itu akan membuatnya lupa terhadap kekerasan yang pernah ia alami di waktu kecil.

Dengan fantasi, seseorang dapat menentukan dan mengontrol siapa saja yang masuk ke dalam otaknya. Pikiran adalah tempat yang aman untuk mencoba hal yang baru dan berisiko tanpa melukai diri sendiri.

"Semua hal tersebut hanya untuk menegaskan dan meyakinkan bahwa berfantasi seksual bukan sesuatu yang aneh, hal itu sangatlah normal," ujar Kahr