Kreasi kuliner kini beragam wujudnya. Ada yang terlihat seperti mahakarya mengagumkan, ada pula yang kontroversial dan di luar akal sehat. Di Hong Kong, ada sebuah hidangan yang persis kondom bekas pakai tergeletak di pasir.
Chef Alvin Leung mengejutkan pengunjung kongres chef internasional Identita Golose di London, Inggris, tahun lalu. Di mejanya terlihat sebuah piring berisi kondom tipis berwarna pink transparan yang terkulai di atas pasir berwarna kuning. Pengunjung tampak jijik melihat cairan lengket putih mirip sperma yang terdapat di dalamnya. Siapa sangka kondom ini aman dimakan?
Rupanya, kondom tersebut merupakan hidangan kreasi Chef Leung yang diberi nama 'Sex on the Beach'. 'Kondom' ini dibuat dari campuran kappa dan konjac yang dibentuk dengan menyelupkan cerutu ke dalamnya.
Cairan yang terlihat seperti sperma sebenarnya terbuat dari madu dan campuran Yunnan ham yang dimasukkan ke ujung 'kondom' dengan bantuan pipet. Makanan aneh ini kemudian diletakkan di atas bubuk jamur shitake yang terlihat mirip pasir. Di acara tersebut, Chef Leung bahkan menantang penontonnya yang terdiri dari chef untuk membuat hidangan yang sama.
"Ide ini betul-betul gila, namun rasanya enak. Sungguh," ujar David J. Constable dari Huffington Post Inggris yang mencoba 'Sex on the Beach'.
Menu ini pertama kali dipamerkan pada Identita Golose di Milan tahun 2010. Kalau Anda penasaran dengan rasanya, silakan berkunjung ke restoran Chef Leung, Bo Innovation, di Hong Kong. Signature dish di restoran berbintang Michelin dua ini dijual dengan harga HK$68 (Rp 83.600).
Chef Leung yang dijuluki 'Demon Chef' menyebut kreasinya sebagai 'X-treme Chinese'. Namun, kali ini ia membuat 'Sex on the Beach' untuk tujuan mulia, yakni meningkatkan kesadaran akan HIV dan AIDS. Seluruh hasil penjualannya akan disumbangkan ke lembaga AIDS Concern di Hong Kong.
Nampaknya, sebentar lagi warga London dapat mencicipi 'Sex on the Beach' tanpa harus jauh-jauh ke Hong Kong. Bo Innovation akan segera buka di tempat kelahiran Chef Leung ini pada akhir September 2012.
via: detik.com