Berbagai prosedur pencegahan kehamilan sebenarnya dapat dilakukan oleh kedua belah pasangan. Baik itu pria ataupun wanita. Tapi nyatanya, kaum wanita masih mendominasi gerakan ini. Entah itu dengan menggunakan metode kontrasepsi oral ataupun tindakan medis, seperti implan, suntik, ataupun IUD.
Padahal, kaum pria pun bisa melakukan vasektomi sebagai cara pencegahan kehamilan yang cukup ampuh. Namun, mendengar kata ini, tak sedikit pria yang berusaha untuk menghindarinya. Apa sebenarnya yang membuat pria menikah tidak berani melakukan vasektomi?
Menurut Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Harni Koesno, MKM, vasektomi adalah salah satu cara kontrasepsi untuk pria, dengan melakukan pengikatan saluran sperma pria untuk mencegah kehamilan. Jika deferentia vasa manusia terputus, dan kemudian diikat atau ditutup dengan cara seperti itu bisa mencegah sperma memasuki aliran mani (ejakulasi).
Sayangnya, pengaruh informasi buruk tentang "segel sperma", justru membuat pria tak ingin melakukannya. Berikut mitos yang seharusnya diabaikan.
Menakutkan
Inilah yang jamak dirasakan pria menikah pada umumnya. Ketakutan berlebih akan efek vasektomi yang kemudian disamakan dengan kemandulan. Dokter hanya akan melakukan pembiusan lokal pada areal skrotum untuk dibedah, mencari serta mengikat saluran sperma dan dipotong. Bekas luka tersebut kemudian dijahit, dan tentunya proses ini tidak memakan proses lama, hanya 10 hingga 20 menit saja.
Impotensi
"Vasektomi itu yang diikat salurannya, sementara ereksi terkait dengan organ vital pria. Jadi, tidak ada hubungannya," papar Dr. Harni Koesno. Pada intinya metode kontrasepsi ini tidak menyebabkan masalah kesehatan. Sebaliknya, cara ini justru menguntungkan karena mencegah kanker prostat. Impotensi sendiri lebih potensial disebabkan oleh penggunaan obat-obatan dan obesitas.
Menurunkan libido
Alih-alih takut kehilangan gairah seksual, pria cenderung memilih untuk menggunakan alat kontrasepsi lain, seperti kondom. Lagi-lagi vasektomi dikabarkan dapat menurunkan libido pria. Ini hanya mitos. "Ini hanyalah asumsi saja, tidak benar. Jika memang menurun, kemungkinan besar disebabkan oleh hal yang lain, bukan akibat dari vasektomi
Padahal, kaum pria pun bisa melakukan vasektomi sebagai cara pencegahan kehamilan yang cukup ampuh. Namun, mendengar kata ini, tak sedikit pria yang berusaha untuk menghindarinya. Apa sebenarnya yang membuat pria menikah tidak berani melakukan vasektomi?
Menurut Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Harni Koesno, MKM, vasektomi adalah salah satu cara kontrasepsi untuk pria, dengan melakukan pengikatan saluran sperma pria untuk mencegah kehamilan. Jika deferentia vasa manusia terputus, dan kemudian diikat atau ditutup dengan cara seperti itu bisa mencegah sperma memasuki aliran mani (ejakulasi).
Sayangnya, pengaruh informasi buruk tentang "segel sperma", justru membuat pria tak ingin melakukannya. Berikut mitos yang seharusnya diabaikan.
Menakutkan
Inilah yang jamak dirasakan pria menikah pada umumnya. Ketakutan berlebih akan efek vasektomi yang kemudian disamakan dengan kemandulan. Dokter hanya akan melakukan pembiusan lokal pada areal skrotum untuk dibedah, mencari serta mengikat saluran sperma dan dipotong. Bekas luka tersebut kemudian dijahit, dan tentunya proses ini tidak memakan proses lama, hanya 10 hingga 20 menit saja.
Impotensi
"Vasektomi itu yang diikat salurannya, sementara ereksi terkait dengan organ vital pria. Jadi, tidak ada hubungannya," papar Dr. Harni Koesno. Pada intinya metode kontrasepsi ini tidak menyebabkan masalah kesehatan. Sebaliknya, cara ini justru menguntungkan karena mencegah kanker prostat. Impotensi sendiri lebih potensial disebabkan oleh penggunaan obat-obatan dan obesitas.
Menurunkan libido
Alih-alih takut kehilangan gairah seksual, pria cenderung memilih untuk menggunakan alat kontrasepsi lain, seperti kondom. Lagi-lagi vasektomi dikabarkan dapat menurunkan libido pria. Ini hanya mitos. "Ini hanyalah asumsi saja, tidak benar. Jika memang menurun, kemungkinan besar disebabkan oleh hal yang lain, bukan akibat dari vasektomi