Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina). Kanker ini merupakan kanker yang paling berbahaya dan menakutkan. Wanita sangat rentan dengan penyakit tersebut.
Menurut seorang ahli onkologi, Dr. Toto Imam, Sp.OG (K) Onk, dalam acara Talkshow Kesehatan dan Kecantikan bersama Dewi Sri Spa dan Rudy Hadisuwarno Cosmetic, yang diselenggarakan oleh Wanita TNI, "kanker serviks terjadi karena kuman. Hal ini juga terkait kuat dengan Human Papilloma Virus (HPV)."
"Gejalanya seperti keputihan atau cairan encer berbau, perdarahan di luar siklus haid, perdarahan sesudah menopause dan nyeri di daerah panggul," tutur Dr. Toto di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.
Faktor risiko penyebab kanker serviks ini yaitu:
- Menikah atau melakukan hubungan seksual pada usia muda (< 16 tahun)
- Sering berganti-ganti pasangan seksual dan berhubungan seksual dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan seksual
- Tidak merawat kebersihan alat kelamin
- Riwayat infeksi berulang di daerah kelamin atau radang panggul
- Wanita yang sering melahirkan
- Wanita perokok memiliki risiko dua kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok
Untuk melakukan deteksi dini kanker serviks yaitu dengan melakukan papsmear. Papsmear ini merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan menggunakan alat yang dinamakan speculum. Hal ini dilakukan oleh ahli kandungan ataupun bidan. Fungsi pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya HPV ataupun sel karsinoma penyebab Kanker serviks tersebut.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan kapan saja, kecuali saat sedang haid. Papsmear juga sebaiknya dilakukan setiap 1 tahun sekali oleh setiap wanita yang sudah melakukan hubungan seksual.
Jika hasil pemeriksaan papsmear positif, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan secara lebih lanjut. Papsmear dianjurkan dilakukan secara rutin agar Kanker Leher Rahim lebih cepat ditemukan dan lebih besar kemungkinan sembuh.
Untuk pencegahan kanker serviks ini dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi setiap satu tahun sekali. Bisa juga dengan cara menganjurkan suami untuk menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual
Menurut seorang ahli onkologi, Dr. Toto Imam, Sp.OG (K) Onk, dalam acara Talkshow Kesehatan dan Kecantikan bersama Dewi Sri Spa dan Rudy Hadisuwarno Cosmetic, yang diselenggarakan oleh Wanita TNI, "kanker serviks terjadi karena kuman. Hal ini juga terkait kuat dengan Human Papilloma Virus (HPV)."
"Gejalanya seperti keputihan atau cairan encer berbau, perdarahan di luar siklus haid, perdarahan sesudah menopause dan nyeri di daerah panggul," tutur Dr. Toto di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.
Faktor risiko penyebab kanker serviks ini yaitu:
- Menikah atau melakukan hubungan seksual pada usia muda (< 16 tahun)
- Sering berganti-ganti pasangan seksual dan berhubungan seksual dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan seksual
- Tidak merawat kebersihan alat kelamin
- Riwayat infeksi berulang di daerah kelamin atau radang panggul
- Wanita yang sering melahirkan
- Wanita perokok memiliki risiko dua kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok
Untuk melakukan deteksi dini kanker serviks yaitu dengan melakukan papsmear. Papsmear ini merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan menggunakan alat yang dinamakan speculum. Hal ini dilakukan oleh ahli kandungan ataupun bidan. Fungsi pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya HPV ataupun sel karsinoma penyebab Kanker serviks tersebut.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan kapan saja, kecuali saat sedang haid. Papsmear juga sebaiknya dilakukan setiap 1 tahun sekali oleh setiap wanita yang sudah melakukan hubungan seksual.
Jika hasil pemeriksaan papsmear positif, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan secara lebih lanjut. Papsmear dianjurkan dilakukan secara rutin agar Kanker Leher Rahim lebih cepat ditemukan dan lebih besar kemungkinan sembuh.
Untuk pencegahan kanker serviks ini dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi setiap satu tahun sekali. Bisa juga dengan cara menganjurkan suami untuk menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual