Senin, 01 Oktober 2012

72% Penduduk Dunia Ogah Pakai Kondom


Penggunaan kondom dan alat kontrasepsi bertujuan untuk mencegah penularan penyakit menular seksual dan kehamilan yang tak diinginkan. Namun banyak orang yang masih enggan menerapkannya. Bahkan diperkirakan sebagian besar penduduk dunia enggan pakai kondom saat bercinta dengan pasangan baru.

Dalam sebuah survei multi nasional yang pertama kalinya disponsori oleh organisasi kesehatan internasional, ditemukan bahwa 72% penduduk dunia tidak menggunakan kontrasepsi ketika bercinta dengan pasangan baru. Hal ini berisiko menularkan AIDS dan penyakit menular seksual lainnya.

Survei yang diumumkan di World Contraception Day tersebut dilakukan di 26 negara dan 5.426 orang muda di Asia Pasifik, termasuk India, Cina, Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Korea, Pakistan, Taiwan, Eropa, Amerika Latin dan Amerika Serikat. Sedangkan di Mesir, Kenya dan Uganda, jumlah orang yang disurvei adalah sebanyak 600 orang.

Di negara-negara seperti Australia, Chile, Kolombia, Inggris, Indonesia, Lithuania, Meksiko, Polandia, Singapura, Swedia dan Turki, hampir 40% penduduknya melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan baru. Di Cina, Estonia, Kenya, Norwegia dan Thailand, angkanya meningkat menjadi lebih dari 50%.

"Ini menunjukkan bahwa orang muda kurang memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan seksual atau merasa enggan meminta kontrasepsi," kata Rajat Ray, ketua Komite Kesadaran Publik Federation of Obstetric and Gynaecological Societies of India (FOGSI) seperti dilansir Mid-Day.com, Minggu (26/8/2012).

Ray menambahkan, bisa juga tingginya angka ini disebabkan karena para orang muda ini belum dapat menegosiasikan penggunaan kontrasepsi dengan pasangannya. Ketika ditanya mengapa melakukan hubungan seks tanpa kondom, sebanyak 15% responden di Asia Pasifik dan 14% di Eropa mengaku tidak suka kontrasepsi.

Sebanyak 16% di responden Asia Pasifik mengatakan bahwa pasangannya lebih suka jika tidak menggunakan kontrasepsi. Alasan lain dikemukakan 32% responden dari India yang mengatakan hubungan seksnya tidak akan berisiko hamil. Di sisi lain, 42% responden Asia Pasifik mengakui malu membeli kontrasepsi, sedangkan jumlah responden yang malu di India sebanyak 40%.

"Kurangnya informasi yang tepat mengenai kontrasepsi mengarah pada penggunaan alat kontrasepsi yang tidak akurat atau bahkan malah enggan memakainya. Ini adalah masalah besar di India," kata Vishwanath Koliwad, sekretaris jenderal Family Planning Association of India (FPAI).

Kehamilan yang tidak direncanakan saat ini mulai muncul sebagai permasalahan global, khususnya di kalangan kaum muda. Di seluruh dunia, terdapat sekitar 41% dari 208 juta kehamilan di dunia adalah kehamilan yang tidak diinginkan setiap tahunnya.