Senin, 22 Oktober 2012

Mencicipi Lawa, "sushi" Ala Sulawesi Selatan



[imagetag]

[imagetag]

[imagetag]

Siapa yang tak kenal dengan sushi? Makanan khas Jepang yang terbuat dari bahan ikan mentah. Kuliner yang memang telah tersehor ke seluruh pelosok dunia itu, ternyata telah lama dikenal oleh masyarakat Sulawesi Selatan.

Di Kabupaten Bone, kuliner ikan mentah ini dikenal nama "Lawa". Cara pembuatannyapun terbilang unik. Jenis ikannya beragam, tergantung dari selera pembuatnya. Seperti yang dilakukan oleh sejumlah ibu di Kelurahan Panyula, Kecamatan Taneteriattang, Kamis (10/5/2012).

Secara bersama-sama mereka membuat "Lawa". Terlebih dahulu, ikan segar dibersihkan dengan membuang isi perut serta menghilangkan kepala dan tulang belulangnya. Ikan lalu direndam dengan cuka selama 15 menit. Hal ini diperuntukkan untuk membuat daging ikan menjadi matang dalam larutan cuka.

Sambil menunggu proses pelarutan daging ikan dengan cuka, bahan lainnya pun dipersiapkan. Seperti mangga muda yang diserut hingga menjadi potongan potongan kecil lalu disisihkan, serta kelapa parut. Ada dua jenis olahan kelapa yang digunakan dam pembuatan "Lawa", yakni kelapa yang disangrai dan kelapa parut yang dibakar di atas bara api.

Sementara, bumbu dapurnya hanya menggunakan garam, merica, bawang merah dan bawang putih yang terlebih dahulu digoreng serta jeruk nipis dicampur penyedap rasa yang dihaluskan terlebih dahulu. "Bahannya ini dari ikan laut yang masih mentah, dicampur kelapa dan bumbu, kalau bakteri dari daging ikannya dijamin tidak ada karena kita sudah rendam dengan cuka," ujar Ibu Lily, salah seorang pembuat ibu pembuat "Lawa".

Setelah semua adonan usai, daging ikan pun dicampur dan siap untuk disantap, rasanya pun gurih dan bau daging ikan mentahnya menghilang. "Enak sekali baru hilang bau amisnya," ujar Firman salah seorang penikmat kuliner ikan mentah ini.

Sejatinya, kuliner semacam ini banyak dijumpai di daerah Sulawesi Selatan, utamanya di daerah pesisir pantai serta masyarakat yang bermukim di pinggiran danau Tempe di kabupaten Wajo dan Soppeng. Selain menjadi makanan khas, kuliner ini juga dipercaya oleh sebagian warga untuk menambah stamina tubuh.

Sumber

#98fcde