Zona Malam - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan daerah pemilihan Kalimantan Barat, Karolin Margret Natasa, akhirnya angkat bicara soal isu video mesum yang mengaitkan dirinya. Dia pun mengaku siap penuhi panggilan Badan Kehormatan DPR untuk menanyainya terkait isu itu.
Sebelumnya, Karolin tidak menghadiri pemanggilan Badan Kehormatan pada Senin, 4 Juni 2012. Alasan dia, kesehatannya saat itu kurang baik.
"Badan Kehormatan DPR memang memanggil saya dengan melayangkan surat. Saya membalas dengan sebuah surat permohonan penundaan karena kondisi kesehatan saya. Surat balasan saya itu dilengkapi dengan surat keterangan sakit," kata Karoline, di Jakarta, Kamis 7 Juni 2012.
Karoline menjelaskan, ketidakhadirannya ke BK DPR karena ia sedang ada gangguan kesehatan pada bagian lambungnya. Kondisi tubuhnya sangat lemah saat itu.
"Dari dulu saya memang sudah ada masalah gangguan kesehatan di lambung. Karenanya kondisi saya sangat lemah. Sepertinya BK dapat memaklumi kondisi saya saat itu, dan BK mau menunda, kemudian akan dijadwalkan pemanggilan ulang," ujarnya.
Perempuan politisi yang akrab disapa Karol ini mengatakan bahwa dalam pekan ini kesehatannya sudah membaik dan bisa beraktivitas seperti biasa. Karol memastikan siap hadir pada pemanggilan berikutnya.
Situasi Politik
Disinggung soal pemunculan video porno yang dikait-kaitkan dengan dirinya, Karol dengan tegas membantah. "Sebenarnya saya tidak tahu kenapa video itu dikaitkan dengan saya. Tetapi kalau dilihat dari momentumnya yang dikeluarkan pada bulan April mendekati Pemilukada Provinsi Kalimantan Barat yang akan dilangsungkan pada tanggal 20 September 2012.
Karena tidak ada bukti, kita menduga mungkin ini ada kaitannya dengan situasi politik di Kalimantan Barat," ujar Karol.
Ayah Karol, Cornelis, kebetulan adalah Gubernur Kalimantan Barat. Dia mencalonkan diri lagi bersama pasangannya, yaitu Wakil Gubernur Christiandy Sanjaya, dalam Pemilukada Provinsi Kalimantan Barat pada September 2012.
Majunya pasangan Cornelis-Christiandy diusung oleh Partai Demokrasi Perjuangan (PDI P), Partai Demokrat (PD), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Damai Sejahtera (PDS), dan Partai Indonesia Baru (PIB). (ren)
sumber : Baca juga - klik di sini Pics Hot Sebelumnya, Karolin tidak menghadiri pemanggilan Badan Kehormatan pada Senin, 4 Juni 2012. Alasan dia, kesehatannya saat itu kurang baik.
"Badan Kehormatan DPR memang memanggil saya dengan melayangkan surat. Saya membalas dengan sebuah surat permohonan penundaan karena kondisi kesehatan saya. Surat balasan saya itu dilengkapi dengan surat keterangan sakit," kata Karoline, di Jakarta, Kamis 7 Juni 2012.
Karoline menjelaskan, ketidakhadirannya ke BK DPR karena ia sedang ada gangguan kesehatan pada bagian lambungnya. Kondisi tubuhnya sangat lemah saat itu.
"Dari dulu saya memang sudah ada masalah gangguan kesehatan di lambung. Karenanya kondisi saya sangat lemah. Sepertinya BK dapat memaklumi kondisi saya saat itu, dan BK mau menunda, kemudian akan dijadwalkan pemanggilan ulang," ujarnya.
Perempuan politisi yang akrab disapa Karol ini mengatakan bahwa dalam pekan ini kesehatannya sudah membaik dan bisa beraktivitas seperti biasa. Karol memastikan siap hadir pada pemanggilan berikutnya.
Situasi Politik
Disinggung soal pemunculan video porno yang dikait-kaitkan dengan dirinya, Karol dengan tegas membantah. "Sebenarnya saya tidak tahu kenapa video itu dikaitkan dengan saya. Tetapi kalau dilihat dari momentumnya yang dikeluarkan pada bulan April mendekati Pemilukada Provinsi Kalimantan Barat yang akan dilangsungkan pada tanggal 20 September 2012.
Karena tidak ada bukti, kita menduga mungkin ini ada kaitannya dengan situasi politik di Kalimantan Barat," ujar Karol.
Ayah Karol, Cornelis, kebetulan adalah Gubernur Kalimantan Barat. Dia mencalonkan diri lagi bersama pasangannya, yaitu Wakil Gubernur Christiandy Sanjaya, dalam Pemilukada Provinsi Kalimantan Barat pada September 2012.
Majunya pasangan Cornelis-Christiandy diusung oleh Partai Demokrasi Perjuangan (PDI P), Partai Demokrat (PD), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Damai Sejahtera (PDS), dan Partai Indonesia Baru (PIB). (ren)
