Sabtu, 28 Juli 2012

Demi Nilai Mahasiswi Singapura Rela ML Dengan Dosen

Ketakutan akan nilai jelek membuat mahasiswi hukum National University of Singapore rela menjual harga dirinya. Ia mau bercinta dengan profesor selama beberapa kali untuk memastikan meraih nilai tugas yang tinggi.

Sebenarnya kejadian memalukan ini tak akan terungkap kalau sang mahasiswi tidak bercerita kepada temannya. Tapi karena temannya itu kemudian bercerita lagi ke orang lain, akhirnya polisi pun ikut sibuk mengungkap kisah asusila yang terjadi pada 2011 itu.

Demi Nilai Mahasiswi Singapura Rela ML Dengan Dosen

Kala itu mahasiswi berusia 23 tahun tersebut masih duduk di tingkat empat. Profesor memang tak meminta jatah hubungan intim karena mahasiswinyalah yang menawarkan. Ia ketakutan mendapatkan nilai tugas jelek, sehingga akan menurunkan kesempatanya direkrut firma hukum terbaik.

Lalu datanglah ide untuk tukar-menukar hubungan intim dengan nilai. Tampaknya itu jadi tawaran menarik, sehingga pasangan ini melakukannya lebih dari sekali hingga akhirnya ia lulus dan mendapat gelar sarjana hukum.

Kini ketika kasusnya terungkap, profil perempuan itu di Internet tampaknya mulai dihapus. Ketika reporter berusaha melacak di akun Facebook maupun biodata darinya, tak ada satu pun keterangan yang bisa diperoleh. Adapun kepolisian meyakini bahwa kasus ini pertama kalinya terjadi di Singapura.

Profesor Cabul Yang Mendadak terkenal
Nama Profesor Tey Tsun Hang kini jadi populer bagi warga Singapura. Bukan karena karya yang fenomenal, tapi skandal seksual.

Mahasiswi Singapura Rela ML Dengan Dosen

ria 41 tahun itu kini berstatus tahanan Komisi Anti-Korupsi Singapura (CPIB). Tuduhannya cukup memalukan bagi pria pengajar hukum ini, gratifikasi seksual atau berhubungan intim dengan janji-janji sesuatu.

Kasusnya menyangkut karier akademis di National University of Singapore (NUS). Prof Tey telah berhubungan intim dengan mahasiswinya dengan imbalan nilai A. Kisah terlarang yang terjadi tahun lalu itu tidak akan terungkap kalau sang mahasiswi tidak menceritakan hubungannya ke sejumlah teman.

Kini tak hanya kariernya yang terancam, tapi perkawinannya dengan seorang perempuan Jepang pun jadi tanda tanya. Tey memutuskan untuk cuti tahunan dan tidak bisa dihubungi. Ketika The Strait Times menyambangi rumahnya, tidak ada yang membukan pintu.

Profesor Tey adalah mantan pengacara kondang sebelum menjadi akademisi. Setelah lulus dari Universitas King College dan St Hugh College, Oxford. Lalu dia menjadi asistan profesor di NUS. Tey juga bergabung dalam layanan hukum sebagai panitera kehakiman.

Ia kemudian ditunjuk menjadi seorang hakim distrik dan juga menjadi penasihat negara dalam Undang-Undang Kamar Dagang. Hingga akhirnya Tey terjun di dunia akademisi murni sejak 1990-an. Ia dikenal oleh mahasiswa sebagai sosok yang cerdas dan seseorang yang bisa membuat ramai suasana belajar mengajar.

sumber: wartanews.com