Senin, 17 September 2012

Remaja Asal Bali Pecahkan Rekor Dunia Angka

Remaja asal Denpasar, Dominic Brian, 15 tahun, berhasil memecahkan rekor dunia Guinness World Records (GWR) yakni mengingat 84 angka dalam 1 menit. Brian memecahkan rekornya sendiri, yang sudah bertengger sejak 16 Agustus 2009 lalu, mengingat 76 angka dalam 1 menit. "Upaya kali ini melewati proses panjang dan dramatis," kata Gidion Hindarto, ayah Dominic, Minggu, 16 September 2012.

Pemecahan rekor berhasil dilakukan pada Jumat malam, 14 September 2012. Padahal, 2 hari sebelumnya, Dominic sudah diupayakan memecahkan rekor di depan sekitar 2.000 peserta Kingdom Leadership Conference dari berbagai pelosok Tanah Air.

Remaja Asal Bali Pecahkan Rekor Dunia Angka

Mereka berharap turut menyaksikan Brian mencoba mengingat 100 angka dalam 1 menit. Sayangnya, hasil terbaik yang diperoleh 73 angka, masih di bawah rekor sebelumnya.

Rekor akhirnya sukses dipecahkan pada larut malam, pukul 23:00, dimana secara fisik maupun mental Brian sudah kelelahan. Sepuluh menit sebelumnya, ia gagal untuk yang ketiga kalinya, masih ditambah lagi dengan beberapa kali gangguan suara dan lampu yang menyala dan mati.

Dalam pemecahan rekor itu, pihak Guinness secara resmi diwakili oleh 2 saksi yaitu Dr Ir Bob Foster MM, Direktur Utama Bimbel Ganesha Operation, dan Rev Dr Harry Sudarma, Presiden Sekolah Tinggi Teologi Bandung.

Dengan prestasi itu, Dominic kini telah mengkoleksi 3 rekor dunia, 2 dari Guinness World Records, "Mengingat 84 dalam 1 menit", "Mengingat 216 angka binari 0 dan 1 dalam 1 menit", dan 1 Record Holders Republic "Mengingat 90 angka dalam waktu 1 menit, secara urut depan ke belakang dan sebaliknya maupun acak. Aksi kepiawaian Brian dalam mengingat angka sudah dikenal luas. Saat berita ini ditulis, sudah belasan ribu orang menyaksikannya di YouTube.

Selain baru saja menerbitkan buku dan memecahkan rekor dunia, remaja yang sudah 5 tahun homeschooling ini, bersama ayahnya, tengah mempersiapkan buku berikutnya di tahun 2012 ini. Buku berjudul Cerdas Homeschooling ditujukan bagi para orang tua agar lebih menyadari peran mereka, sekalipun anak-anak mereka sekolah di sekolah formal. Seberapa banyak peran orang tua dalam mendidik anak jelas akan menentukan sukses anak, dan sayangnya banyak orang tua masih belum memahami hal ini.

Di penghujung 2012 nanti Brian juga telah mempersiapkan diri untuk mengikuti olimpiade memori dunia World Memory Championship (WMC) di London, Inggris. Tahun 2011 lalu, di WMC Cina, Brian bertanding dengan 120 atlet memori dari 20 negara. Ia sukses mengharumkan nama bangsa, sebagai atlet pertama Indonesia yang memperoleh medali di ajang bergengsi tersebut sekaligus terpilih mendapat penghargaan masuk Top 10 Junior.

via: tempo.co