Kamis, 27 September 2012

10 Prangko Termahal di Dunia

Meski popularitas penggunaannya semakin menurun seiring kemajuan teknologi, prangko masih saja menjadi koleksi bernilai tinggi. Filateli, bukan hanya sekadar menjadi hobi mengoleksi prangko tapi bisa menjadi bentuk investasi yang menjanjikan. Beberapa prangko nilainya bisa mencapai angka miliaran rupiah karena nilai sejarahnya yang tinggi seperti yang dilaporkan China.org.cn pada 27 April 2012. Coba simak 10 prangko termahal di dunia berikut ini.

1. Cape of Good Hope Rp 383 Juta

Diterbitkan pada tahun 1853, Perangko Cape of Good Hope merupakan prangko pertama di Benua Afrika yang bernilai 1-4 peni. Di saat penerbitannya, Afrika masih berada di bawah pemerintahan Inggris.

Prangko berbentuk segitiga ini bergambar seorang wanita yang duduk di atas kapal yang melambangkan harapan. Hal ini disesuaikan dengan namanya, Cape of Good Stamp. Dalam katalog perangko Stanley Gibbons, nilai dari setiap prangko ini mencapai US$ 40.000 (Rp 383,12 juta).

2. Prangko Perot Provinsional, Bermuda

Prangko Perot Provensional ini adalah prangko pertama yang diterbitkan di Negara Bermuda. Awalnya, William Bennet Perot, seorang kepala kantor pos kota di Hamilton selalu menaruh kotak surat di luar kantor pos untuk mempermudah masyarakat. Pengirim bisa menaruh surat mereka di dalam kotak surat bersama dengan biaya pos (1 peni per surat).

Kemudian, lama kelamaan kotak surat tersebut tidak bisa menampung semua surat yang ada. Kemudian James Bell Heyl, teman Perot menyarankan Perot untuk mencetak prangkonya sendiri. Saat ini, hanya ada 11 prangko yang masih bisa ditemukan. Kebanyakan dari mereka dimiliki oleh negara-negara di Eropa, termasuk Ratu Elizabeth. Di awal tahun 1981, satu prangko Perot Provisional dihargai US$ 115.000 (Rp 1,1 miliar).

3. The Whole Country is Red

Prangko yang dicetak pada tahun 1968 selama revolusi budaya adalah prangko yang terkenal dengan kesalahan cetak. Prangko ini menampilkan peta Cina, bertulisan "The Whole Country is Red" dengan tinta emas, gambar pekerja, petani, dan tentara. Nilai nominal cap adalah 8 fen (US$ 1 sen).

Prangko tersebut hanya beredar selama kurang dari setengah hari. Peredaran dihentikan karena peta di prangko itu tidak akurat dan dilaporkan ke Departemen Pos dan Telekomunikasi. Akibatnya, semua kantor pos Cina harus berhenti menjual prangko dan mengembalikan semua prangko yang ada. Hanya sedikit yang masih bertahan menjadi koleksi pribadi.

Sebuah prangko versi ukuran besar, dua kali lipat besarnya dari yang asli dilelang dan terjual US$ 474,19 ribu di Hong Kong pada tahun 2009. Penjualan ini memecahkan rekor harga perangko tunggal yang dilelang di Cina.

 4. 12 Pence Black Laku Rp 4,68 Miliar

Prangko 12 Pence Black diterbitkan di Kanada pada tahun 1851 dan menampilkan potret Ratu Vicoria pada masa muda. Ini adalah prangko yang paling terkenal di dunia.


Prangko ini dicetak sebanyak 51.000 lembar namun pada saat itu hanya terjual sebanyak 1.450 lembar. Sedangkan sisanya dimusnahkan pada tahun 1857. Diperkirakan masih ada 100-150 lembar yang masih ada sampai hari ini. Pada tahun 2011, salinan terbaru prangko ini dilelang dengan harga US$ 488.900 (Rp 4,68 miliar)di New York, USA. 

5. Ratu Victoria Berkelir Zaitun Laku Rp 7,89 Miliar

The Olive-colored Queen Victoria's Head, dicetak pada tahun 1864. Perangko ini memiliki nilai 96 sen Hong Kong (US$ 12 sen) dan seharusnya memiliki warna abu-abu kecokelatan. Namun terjadi kesalahan cetak pada 52 lembar perangko, sehingga warnanya menjadi seperti zaitun (olive).

Dari 40 buah perangko Ratu Victoria yang berwarna zaitun yang dapat ditemukan di dunia saat ini, hanya ada empat perangko yang masih ada dan telah dikumpulkan oleh sejumlah kolektor terkenal. Pada bulan Januari 2012, itu dilelang untuk US$ 824,64 ribu (Rp 7,89 miliar).

6. British Guiana 1 Cent Magenta, Inggris Laku Rp 8,14 Miliar

British Guiana 1 Cent Magenta dicetak dengan tinta hitam pada kertas magenta. Pada tahun 1856, ada kekurangan pasokan prangko di British Guiana, namun pejabat kantor pos tidak bisa menunggu untuk pengiriman perangko dari Inggris. Sehingga koran lokal pun diminta untuk mencetak beberapa perangko yang bernilai 1 dan 4 sen.

Karena prangko tersebut sederhana, masing-masing prangko harus diparaf oleh seorang karyawan kantor pos sebelum digunakan, untuk mencegah pemalsuan.

Satu-satunya salinan dari Magenta British Guiana 1 Cent ditemukan oleh Vernon Vaughan, anak sekolah Skotlandia saat ia melihatnya di surat pamannya. Pada tahun 1980, perangko itu dilelang di New York, Amerika Serikat, dengan harga US$ 850.000 (Rp 8,14 miliar).

7. Post Office Mauritius Laku Rp 10,99 Miliar
 
Prangko ini adalah prangko Mauritius yang salah cetak. Pada September 1847, Lady Gomm, istri Gubernur Mauritius mengundang teman-temannya ke sebuah pesta dansa. Untuk mempermudah pengiriman undangan, Kantor Pos Mauritius mengeluarkan satu set prangko yang didesain oleh Joseph Barnard.

Namun terdapat kesalahan cetak pada prangko-prangko tersebut. Kata yang tertera pada prangko seharusnya "Post Office" malah tercetak "Post Paid" dengan cap tembaga. 240 lembar prangko sudah terlanjur terjual sebelum ada yang menyadari kesalahan ini.

Tahun 1993 David Feldman melelang prangko Mauritius yang berwarna oranye milik Hiroyuki Kanai seharga US$ 1,072 juta (Rp 10,26 miliar) dan seharga US$ 1,148 juta (Rp 10,99 miliar).

8. Inverted Jenny, Amerika Laku Rp 28,73 Miliar
 
Prangko Jenny yang bernilai 24 sen pertama kali dicetak pada tahun 1918 di Amerika. Namun terdapat 100 lembar yang mengalami salah cetak (terbalik). 4 prangko yang dibeli seharga US$ 3 juta (Rp 28,73 milar) pada tahun 2005. Namun tidak diketahui siapa pembeli prangko tersebut.

9. Penny Black, Inggris Laku Rp 28,73 Juta
 
Prangko Penny Black yang diterbitkan pada 1 Mei tahun 1840 merupakan prangko pertama di dunia. Prangko ini didesain oleh Rowland Hill, seorang penggagas reformasi sistem pos di Inggris. Dia pun dikenal sebagai bapak prangko.

Sebuah prangko Penny Black yang belum dipakai (unused) menurut katalog Scott tahun 2001 memiliki nilai seharga US$ 3.000 (Rp 28,73 juta) dan yang sudah terpakai (used) seharga US$ 180 (Rp 1,72 juta) tiap lembarnya.

10. Treskilling Yellow Rp 22 Miliar
 
Treskilling Yellow adalah prangko salah cetak yang terbit di Swedia pada tahun 1855. Prangko ini terjual US$ 1 juta (Rp 9,57 milar) pada tahun 1990 dan pada tahun 1996 terjual seharga US$ 2,3 juta (Rp 22,02 miliar). Saat ini, prangko Treskilling hanya tersisa satu buah.

sumber: detik.com