Kelahiran prematur identik dengan masalah kesehatan seperti kelainan rahim atau serviks yang dapat mengakibatkan kematian dini pada janin. Tapi ternyata komplikasi ini tak hanya mempengaruhi kesehatan si ibu tetapi juga masa depan si bayi.
Pasalnya baru-baru ini sebuah studi baru memastikan bahwa wanita yang terlahir prematur biasanya juga akan mengalami komplikasi saat hamil.
Dalam laporan studi dipaparkan bahwa 19,9 persen wanita yang lahir sebelum usia kehamilan ibunya mencapai 32 minggu setidaknya mengalami satu komplikasi saat hamil seperti gestational diabetes (diabetes saat hamil) atau tekanan darah tinggi.
Sebaliknya hanya 13,2 persen wanita yang terlahir antara minggu ke 32 dan 36 kehamilan dan 11,7 persen yang terlahir tepat waktu (minimal 37 minggu) paling-paling hanya mengalami satu komplikasi selama kehamilan.
"Studi kami menunjukkan bahwa kelahiran prematur merupakan faktor risiko substansial bagi terjadinya komplikasi saat hamil, terutama bagi para wanita yang lahir sebelum usia kehamilan ibunya mencapai 32 minggu," ungkap peneliti yang mempublikasikan studi ini dalam Canadian Medical Association Journal seperti dilansir dari MSN, Selasa (25/9/2012).
Peneliti juga mencatat bahwa dalam kurun 30 tahun belakangan, tingkat keberlangsungan hidup bayi yang terlahir prematur mengalami peningkatan. Bukannya menggembirakan tapi hal ini justru berarti tingkat komplikasi kehamilan pada bayi yang akan jadi calon ibu itu meningkat pada tahun-tahun mendatang.
Tak hanya itu, naiknya tingkat keberlangsungan hidup bayi prematur juga bisa berarti peningkatan risiko gangguan seperti penyakit kardiovaskular pada populasi secara umum.
Dalam studi ini, peneliti mengamati data yang dikumpulkan dari wanita yang lahir antara tahun 1976-1995 di Provinsi Quebec, Kanada yang melahirkan setidaknya satu bayi antara tahun 1987-2008. Studi ini melibatkan 7,405 wanita yang lahir prematur dan 16.714 wanita yang lahir tepat waktu. Usia rata-rata partisipan saat melahirkan adalah 25 tahun.
Hasilnya, semakin prematur kelahiran seorang wanita maka peluangnya untuk mengalami komplikasi saat hamil juga semakin besar. Studi ini pun menunjukkan bahwa wanita yang terlahir dengan berat badan kecil, entah itu prematur atau tepat waktu juga berpeluang lebih besar mengalami komplikasi kehamilan.
Kendati tak bisa menemukan alasan mengapa kelahiran prematur dapat berpengaruh terhadap komplikasi kehamilan, peneliti menduga wanita yang lahir prematur tidak berupaya memperoleh diagnosis tentang faktor risiko komplikasinya sebelum memutuskan untuk hamil.
Lagipula beberapa studi sebelumnya telah mengungkapkan bahwa anak-anak dan orang dewasa muda yang lahir prematur diketahui memiliki resistensi insulin dan tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang lahir tepat waktu, padahal keduanya merupakan faktor risiko utama munculnya penyakit-penyakit kardiovaskular.
Pasalnya baru-baru ini sebuah studi baru memastikan bahwa wanita yang terlahir prematur biasanya juga akan mengalami komplikasi saat hamil.
Dalam laporan studi dipaparkan bahwa 19,9 persen wanita yang lahir sebelum usia kehamilan ibunya mencapai 32 minggu setidaknya mengalami satu komplikasi saat hamil seperti gestational diabetes (diabetes saat hamil) atau tekanan darah tinggi.
Sebaliknya hanya 13,2 persen wanita yang terlahir antara minggu ke 32 dan 36 kehamilan dan 11,7 persen yang terlahir tepat waktu (minimal 37 minggu) paling-paling hanya mengalami satu komplikasi selama kehamilan.
"Studi kami menunjukkan bahwa kelahiran prematur merupakan faktor risiko substansial bagi terjadinya komplikasi saat hamil, terutama bagi para wanita yang lahir sebelum usia kehamilan ibunya mencapai 32 minggu," ungkap peneliti yang mempublikasikan studi ini dalam Canadian Medical Association Journal seperti dilansir dari MSN, Selasa (25/9/2012).
Peneliti juga mencatat bahwa dalam kurun 30 tahun belakangan, tingkat keberlangsungan hidup bayi yang terlahir prematur mengalami peningkatan. Bukannya menggembirakan tapi hal ini justru berarti tingkat komplikasi kehamilan pada bayi yang akan jadi calon ibu itu meningkat pada tahun-tahun mendatang.
Tak hanya itu, naiknya tingkat keberlangsungan hidup bayi prematur juga bisa berarti peningkatan risiko gangguan seperti penyakit kardiovaskular pada populasi secara umum.
Dalam studi ini, peneliti mengamati data yang dikumpulkan dari wanita yang lahir antara tahun 1976-1995 di Provinsi Quebec, Kanada yang melahirkan setidaknya satu bayi antara tahun 1987-2008. Studi ini melibatkan 7,405 wanita yang lahir prematur dan 16.714 wanita yang lahir tepat waktu. Usia rata-rata partisipan saat melahirkan adalah 25 tahun.
Hasilnya, semakin prematur kelahiran seorang wanita maka peluangnya untuk mengalami komplikasi saat hamil juga semakin besar. Studi ini pun menunjukkan bahwa wanita yang terlahir dengan berat badan kecil, entah itu prematur atau tepat waktu juga berpeluang lebih besar mengalami komplikasi kehamilan.
Kendati tak bisa menemukan alasan mengapa kelahiran prematur dapat berpengaruh terhadap komplikasi kehamilan, peneliti menduga wanita yang lahir prematur tidak berupaya memperoleh diagnosis tentang faktor risiko komplikasinya sebelum memutuskan untuk hamil.
Lagipula beberapa studi sebelumnya telah mengungkapkan bahwa anak-anak dan orang dewasa muda yang lahir prematur diketahui memiliki resistensi insulin dan tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang lahir tepat waktu, padahal keduanya merupakan faktor risiko utama munculnya penyakit-penyakit kardiovaskular.