Kehamilan kembar terdengar menyenangkan, tetapi hal ini terkait dengan risiko komplikasi yang lebih tinggi pada sang ibu. Ada beberapa risiko komplikasi yang mengintai ibu hamil bayi kembar.
Selama kehamilan kembar, risiko kematian perempuan selama kelahiran anak sangat meningkat. Bahkan, bayi akan lebih rentan terhadap bahaya apa pun selama kelahiran.
Dalam kasus kehamilan kembar rahim seorang perempuan membawa lebih dari satu anak di dalamnya. Jadi semakin besar jumlah bayi dalam kandungan, bayi akan semakin kecil dan berat badan rendah. Berikut komplikasi yang paling umum pada ibu hamil kembar, seperti dilansir onlymyhealth, Rabu (8/2/2012):
1. Persalinan prematur
Kebanyakan bayi kembar akan lahir prematur (lahir sebelum 37 minggu). Bayi biasanya lahir dengan berat badan rendah (kurang dari 2.500 gram) dan butuh bantuan bernapas, makan, melawan infeksi dan tetap hangat.
Kerentanan akan semakin meningkat pada bayi yang lahir kurang dari 28 minggu. Banyak organ tubuh mungkin tidak berkembang untuk bertahan hidup di luar rahim ibu dan mungkin terlalu muda untuk berfungsi dengan baik.
2. Hipertensi karena kehamilan
Wanita dengan janin kembar lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan placental abruption (terlepasnya plasenta dari rahim)
3. Anemia
Anemia sangat umum terjadi pada ibu dengan kehamilan kembar dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
4. Lahir cacat
Kehamilan kembar meningkatkan risiko menghasilkan bayi dengan kelainan bawaan termasuk cacat tabung saraf, pencernaan dan kelainan jantung.
5. Keguguran
Keguguran pada trimester pertama lebih menonjol pada wanita yang memiliki kehamilan kembar. Hal ini mungkin juga disertai pendarahan. Risiko keguguran meningkat pada trimester selanjutnya.
6. Sindrom transfusi twin-to-twin
Sindrom transfusi twin-to-twin bisa terjadi selama kehamilan kembar. Dalam pembuluh darah tetap saling terkoneksi dalam plasenta dan mengalihkan darah dari satu janin ke janin lainnya. Terjadi sekitar 15 persen dari kembar yang berbagi plasenta.
7. Jumlah cairan ketuban abnormal
Kelainan cairan ketuban lebih sering terjadi pada kehamilan kembar, terutama untuk kembar yang berbagi plasenta.
8. Persalinan caesar
Posisi janin abnormal dalam kehamilan kembar meningkatkan kemungkinan terjadinya kelahiran caesar.
9. Perdarahan postpartum
Daerah plasenta yang besar dan rahim yang lebih buncit dapat menyebabkan ibu berisiko untuk pendarahan setelah persalinan kehamilan kembar banyak.
Untuk itu, dalam kasus kehamilan kembar perawatan ekstra diperlukan. Pemeriksaan USG harus dilakukan untuk memantau perkembangan janin. Kehamilan kembar yang rumit dan jika tidak dirawat dengan benar, dapat menjadi sangat berbahaya bagi ibu dan bayi.
Selama kehamilan kembar, risiko kematian perempuan selama kelahiran anak sangat meningkat. Bahkan, bayi akan lebih rentan terhadap bahaya apa pun selama kelahiran.
Dalam kasus kehamilan kembar rahim seorang perempuan membawa lebih dari satu anak di dalamnya. Jadi semakin besar jumlah bayi dalam kandungan, bayi akan semakin kecil dan berat badan rendah. Berikut komplikasi yang paling umum pada ibu hamil kembar, seperti dilansir onlymyhealth, Rabu (8/2/2012):
1. Persalinan prematur
Kebanyakan bayi kembar akan lahir prematur (lahir sebelum 37 minggu). Bayi biasanya lahir dengan berat badan rendah (kurang dari 2.500 gram) dan butuh bantuan bernapas, makan, melawan infeksi dan tetap hangat.
Kerentanan akan semakin meningkat pada bayi yang lahir kurang dari 28 minggu. Banyak organ tubuh mungkin tidak berkembang untuk bertahan hidup di luar rahim ibu dan mungkin terlalu muda untuk berfungsi dengan baik.
2. Hipertensi karena kehamilan
Wanita dengan janin kembar lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan placental abruption (terlepasnya plasenta dari rahim)
3. Anemia
Anemia sangat umum terjadi pada ibu dengan kehamilan kembar dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
4. Lahir cacat
Kehamilan kembar meningkatkan risiko menghasilkan bayi dengan kelainan bawaan termasuk cacat tabung saraf, pencernaan dan kelainan jantung.
5. Keguguran
Keguguran pada trimester pertama lebih menonjol pada wanita yang memiliki kehamilan kembar. Hal ini mungkin juga disertai pendarahan. Risiko keguguran meningkat pada trimester selanjutnya.
6. Sindrom transfusi twin-to-twin
Sindrom transfusi twin-to-twin bisa terjadi selama kehamilan kembar. Dalam pembuluh darah tetap saling terkoneksi dalam plasenta dan mengalihkan darah dari satu janin ke janin lainnya. Terjadi sekitar 15 persen dari kembar yang berbagi plasenta.
7. Jumlah cairan ketuban abnormal
Kelainan cairan ketuban lebih sering terjadi pada kehamilan kembar, terutama untuk kembar yang berbagi plasenta.
8. Persalinan caesar
Posisi janin abnormal dalam kehamilan kembar meningkatkan kemungkinan terjadinya kelahiran caesar.
9. Perdarahan postpartum
Daerah plasenta yang besar dan rahim yang lebih buncit dapat menyebabkan ibu berisiko untuk pendarahan setelah persalinan kehamilan kembar banyak.
Untuk itu, dalam kasus kehamilan kembar perawatan ekstra diperlukan. Pemeriksaan USG harus dilakukan untuk memantau perkembangan janin. Kehamilan kembar yang rumit dan jika tidak dirawat dengan benar, dapat menjadi sangat berbahaya bagi ibu dan bayi.