Nada sambung pribadi atau ringback tone (RBT) pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan telekomunikasi asal Korea Selatan, Witcom pada bulan Mei 2001. Waktu itu namanya bukan ringbacktone, tapi color ring back tone atau disingkat menjadi CRBT.
Kemudian pada bulan Maret 2004, perusahaan telekomunikasi asal Eropa, Vodafone mulai menjual nada sambung pribadi kepada para pengguna telepon genggam secara luas. Mulai saat itu pula bisnis nada sambung pribadi mulai masuk Indonesia.
Saat ini, penggunaan nada sambung pribadi ini sudah sangat populer. Tak hanya populer, nada sambung pribadi juga sudah menjadi penghasilan tersendiri bagi para musisi dan pencipta lagu. Mereka mendapatkan royalti atau pembayaran dari setiap pengguna handphone yang memanfaatkan karyanya sebagai nada sambung pribadi. Bahkan, penghasilan dari royalti nada sambung pribadi sudah menjadi salah satu penopang penting kehidupan dunia musik Tanah Air.
Sebagian orang menggunakan lagu atau musik karya-karya musisi terkenal sebagai nada sambungnya. Ada juga nada sambung yang berupa suara orang tertawa, bayi menangis, tadarus Alquran, dan sebagainya. Untuk mendapatkan nada sambung yang kita inginkan, biasanya kita harus membelinya kepada perusahaan yang menyediakan layanan tersebut. Harga setiap nada sambung ini bervariasi.
Paling tidak ada empat jenis layanan dasar nada sambung pribadi, yakni basic RBT, gift RBT, advertising RBT, dan recorded RBT. Basic RBT adalah nada sambung pribadi yang memungkinkan pelanggan dapat memperdengarkan suara yang diinginkan kepada kolega yang mengontaknya. Gift RBT memungkinkan pelanggan untuk mengirimkan nada sambung kepada nomor yang dikontak. Advertising RBT adalah nada sambung pribadi yang berisi iklan atau promosi. Sedangkan recorded RBT adalah nada sambung pribadi yang merupakan hasil rekaman sendiri yang dilakukan pelanggan.
sumber