Jumat, 26 April 2013

Kerangka "Monster Laut" ditemukan di Cina?

Di Cina, para nelayan menemukan kerangka raksasa yang menyerupai seekor naga. Media menyebutnya "Monster Laut". Benarkah itu?
Ini berita minggu ini yang cukup menarik. Di propinsi Shandong, Cina, sekelompok nelayan menemukan sebuah kerangka yang cukup besar. Panjangnya sekitar 3,5 meter. Total ruas tulang yang dimiliki berjumlah 153 buah. 
 
Kerangka itu ditemukan oleh nelayan di Qingdao tanggal 28 Maret 2013. Karena bentuknya yang menyerupai seekor ular, atau dalam hal ini naga, maka para penduduk lokal berkumpul untuk menyaksikan penemuan itu. Bahkan stasiun televisi lokal segera mengirim reporter untuk meliput. 
Sebagian orang percaya kalau kerangka ini adalah sebuah tipuan karena warna dan kondisi kerangka ini. Tidak dijelaskan mengapa warna dan kondisi kerangka ini menjadi dasar untuk menyebutnya sebagai hoax. 
Beberapa orang lagi percaya kalau kerangka ini adalah kerangka mamalia darat atau hewan lain seperti ular. Sebagian lagi menyatakan kalau kerangka itu adalah kerangka hiu, terutama jenis frilled shark yang memang sangat sesuai dengan bentuk kerangka tersebut. 
Benarkah demikian? Bisakah kita mengidentifikasi kerangka monster laut yang satu ini? 
Untuk awalnya, ini foto frilled shark. 
Kalian bisa melihat kemiripannya dengan kerangka tersebut. Badan panjang seperti ular dan kepala pipih, persis seperti kerangka tersebut. Namun sayangnya, kita tidak punya contoh kerangka frilled shark sehingga kita tidak bisa membandingkannya. 
Namun, saya rasa kita tidak perlu putus asa karena kerangka tersebut kemungkinan memang bukan milik seekor frilled shark. 
Mengapa?
Begini, anggaplah kerangka itu bukan tipuan dan memang kerangka seekor monster laut. Ketika melihatnya, bisakah kalian melihat apa yang kurang pada kerangka tersebut? Maksud saya, apa yang seharusnya ada, namun tidak ada? 
Setiap makhluk berukuran besar memiliki mulut. Bahkan walaupun makhluk cryptozoology sekalipun. Nah, pertanyaannya adalah: Dimanakah tulang rahang makhluk tersebut? 

Tulang rahang itu tidak ada. 
Apa maksud saya dengan semua ini? Maksud saya adalah, kerangka tersebut  tidak lengkap karena tidak ada tulang rahang di kepalanya.
Dan jika kerangka tersebut tidak lengkap, kita tidak boleh berusaha mengidentifikasinya hanya dengan melihat bentuknya yang sekarang. Jadi kita tidak perlu mencari makhluk yang terlihat mirip dengan kerangka tersebut (Seperti frilled shark atau ular). 
Yang harus kita lakukan adalah merekonstruksi kerangka tersebut dan berusaha menerka jenis makhluknya. Sama seperti seorang paleontolog yang mencoba untuk merekonstruksi bentuk tubuh seekor dinosaurus dari kerangka yang tidak lengkap.
Lalu darimana kita mulai? Kita akan mulai dari yang paling sederhana.
Jika kita diminta untuk menyebutkan makhluk-makhluk laut yang berukuran besar, apa yang segera muncul di pikirkan kita?
Saya memikirkan dua, yaitu Paus dan Hiu.
Karena panjang kerangka tersebut hanya 3,5 meter, maka kita akan mulai dari Hiu.
Mungkin diantara kalian masih ada yang merasa aneh dan berpikir seperti ini: "Tunggu, untuk apa susah-susah memeriksa kerangka ikan Hiu. Jelas kerangka itu tidak mirip kerangka seekor ikan!" 
Saya bisa mengerti. Soalnya kebanyakan orang, ketika membayangkan kerangka ikan, mereka akan memikirkan ini:
Padahal, kerangka Hiu itu sebenarnya seperti ini:
Jika kita melihat kerangka hiu di atas, kita bisa melihat kalau tulang badan hiu tersebut memang panjang menyerupai tulang seekor ular. Jadi, untuk tulang badan, kita mendapatkan kesamaan. 
Bukan itu saja, untuk ekor pun kita memiliki kesamaan.
Lalu bagaimana dengan kepalanya? Seperti yang saya katakan di atas, tengkorak makhluk ini tidak lengkap karena tidak ada tulang rahang. 
Jadi, mari kita bandingkan dengan contoh tengkorak hiu berikut ini, lengkap dengan tulang rahang.

Terlihat jelas kalau tengkorak yang ditemukan nelayan tersebut memiliki kesamaan dengan bagian atas tengkorak Hiu yang disebut Chondrocranium. Lihat bagian yang saya tandai dengan garis kuning.
Untuk lebih menguatkannya, berikut adalah gambar chondrocranium dari hiu putih yang dibuat oleh Parker (1887) yang dibandingkan dengan kepala "monster" kita.

Mirip sekali. 
Jadi kita bisa menyimpulkan kalau kerangka "monster laut" tersebut sesungguhnya adalah seekor Hiu, kemungkinan seekor hiu putih seperti sketsa di atas. 
Dengan demikian bukti yang didapat sudah cukup kuat dan kita tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk meneliti kerangka paus.
Kesalahpahaman seperti ini biasa terjadi jika tidak memahami anatomi makhluk hidup. Kasus sama juga pernah terjadi beberapa kali ketika sebagian orang mengira menemukan kerangka seekor seekor naga berkaki enam atau Gajah Mina yang pada kenyataannya hanyalah kerangka seekor Paus.
Namun terima Kasih untuk internet, kita tidak perlu mempelajari satu set ensiklopedia untuk memecahkan kasus ini.