Kamis, 18 Oktober 2012

Tidur Telentang untuk Ibu Hamil Membahayakan Janin?



Posisi tidur wanita saat hamil ternyata juga bisa mempengaruhi kondisi kelahiran bayi. Dan sebuah penelitian baru mengungkap,  wanita hamil yang sering tidur dengan kondisi telentang, enam kali lebih mungkin untuk memiliki bayi lahir dalam kondisi meninggal dunia. 

Para ahli menyatakan, kondisi ini bisa terjadi, karena posisi tidur telentang bisa mengurangi aliran darah melalui pembuluh darah besar yang memasok darah ke rahim.

Seperti dikutip laman Daily Mail, penelitian ini terungkap, setelah para ahli melakukan studi selama lima tahun. Ibu hamil yang tidur telentang menurut penelitian yang dilakukan oleh pakar di Australia, juga dapat meningkatkan risiko keguguran.

Penelitian, yang dikenal sebagai Sydney Stillbirth Study ini melibatkan 295 perempuan hamil dari delapan rumah sakit di seluruh Australia.

Peneliti utama Dr Adrienne Gordon, dari Sydney Royal Prince Alfred Hospital, mengatakan penelitian sebelumnya juga telah menyatakan, bahwa posisi tidur telentang jika dilakukan dalam waktu yang lama bisa juga menyebabkan aliran darah terbatas untuk bayi.

Sama halnya, dengan wanita yang tidak tidur di sisi kiri tubuh mereka di hari-hari jelang kelahiran, mereka, juga memiliki risiko dua kali lipat melahirkan bayi yang meninggal dibanding mereka yang tidur di sisi kiri tubuh. 

Diperkirakan bahwa tidur dalam posisi  di kanan atau juga dengan posisi telentang, sama-sama bisa mengurangi aliran darah melalui pembuluh darah besar dari kaki ke jantung, yang mempengaruhi pasokan ke rahim.

Meski hasil penelitian ini banyak membuat wanita merasa khawatir, namun, para peneliti menyatakan, rata-rata ibu hamil justru tidur dengan posisi menghadap sisi kiri. 

"Tiga perempat wanita hamil kebanyakan tidur di sisi kiri. Ini lebih tinggi dari pada wanita yang tidak hamil," kata peneliti. 

Ini mungkin saja sebagai saran baru, agar secara naluriah, ibu hamil, bisa memilih posisi tidur yang terbaik untuk bayi.

Dan menurut survei di Inggris, ada sekitar 4.000 bayi dilahirkan setiap tahun. Dan 11 bayi lahir dengan kondisi meninggal setiap hari di Inggris. Namun, hampir setengah dari bayi yang meninggal saat lahir, tidak diketahui langsung penyebab pastinya. 

Sepuluh persen dari bayi lahir dengan kondisi mati juga ditemukan memiliki semacam kelainan dan kemungkinan penyebab lain kematian pada bayi juga termasuk masalah dengan kesehatan ibu atau masalah dengan plasenta, yang menghubungkan suplai darah bayi ke ibu.

Stillbirth Foundation Australia, yang mendanai pekerjaan Dr Gordon, juga mengatakan, bahwa penelitian ini bisa dibilang unik, sebab, juga melibatkan perempuan yang memiliki usia kehamilan lebih dari 32 minggu. 

"Sekitar 40 persen wanita yang melahirkan setelah usia kandungan 32 minggu, rata-rata bayi yang lahir dinyatakan sehat dan tidak ada penjelasan medis mengapa mereka meninggal," kata Direktur Berita Kesehatan MSN, Selandia Baru, Emma McLeod.

Selain posisi tidur, faktor risiko yang signifikan menjadi penyebab bayi lahir dalam kondisi meninggal, juga termasuk soal kondisi gerakan bayi. Jika gerak bayi selama dalam kandungan menurun, hal ini juga perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan bayi lahir dalam kondisi mati. "Kami menemukan hubungan antara gerakan menurun dan bayi lahir mati," kata Dr Gordon.

Dari hasil penelitian ini, para ahli pun mengimbau, agar para ibu, tidak terlalu khawatir dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Sebab, para ahli pun menyatakan, bahwa 20 persen dari 4.000 bayi lahir mati yang terjadi setiap tahun di Inggris tetap tidak dapat dijelaskan, dan mereka, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mengapa kelahiran mati terjadi.

"Ini merupakan penelitian observasional, tak satu pun yang dapat menunjukkan sebab dan akibat. Semua hal ini menunjukkan sebuah asosiasi," kata pemimpin penelitian  Tomasina Stacey menambahkan.

Janet Scott, manajer penelitian  di Sands juga menyatakan,"Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel yang sangat kecil dari ibu dan kami merasa penyelidikan lebih lanjut pada skala yang lebih besar diperlukan sebelum hubungan antara posisi tidur dan bayi lahir dengan kondisi mati benar-benar dapat disimpulkan.