Rabu, 17 Oktober 2012

Peneliti Indonesia Temukan Dua Spesies Katak Baru





[imagetag]

L. ingeri (kiri) mempunyai warna ventral bertotol, sedang L. kanowitense (kanan) warna ventral lebih didominasi warna putih.(Istimewa/Dokumentasi Amir Hamidy)

Peneliti Indonesia mengidentifikasi dua Museum Zoologicum Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), bersama koleganya dari Kyoto University, Universiti Kebangsaan Malaysia, dan University of Malaya tersebut dipublikasikan dalam jurnal Zootaxa tanggal 24 Juli lalu.

Dalam surelnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat, Amir yang sedang belajar di Kyoto University mengatakan, L. ingeri teridentifikasi dalam penelitian di Belitung dan daerah pesisir Sarawak sementara L. kanowitense di bagian daratan Sarawak.

" Kata "ingeri" pada L. ingeri merupakan nama yang saya dedikasikan untuk Prof. Dr. Robert F. Inger dari Field Museum Chicago. Beliau adalah pakar herpetology

di Asia Tenggara, terutama Pulau Borneo," kata Amir, penulis utama hasil studi tersebut.

Sedang kata "kanowitense" pada L. kanowitense dipilih mengacu pada Kota Kanowit di Sarawak, dimana L. kanowitense ditemukan, tambahnya.

Ia menjelaskan, karakter gen kedua L. ingeri, L. kanowitense, dan L. nigrops (bukan jenis baru) dahulunya satu nenek moyang.

" Karena perubahan iklim dan perubahan permukaaan air laut pada masa silam, beberapa pulau seperti Borneo, Sumatra dan yang lainnya terpisah dari Asia daratan. Saat pemisahaan itu terjadi isolasi populasi nenek moyang masing-masing jenis tersebut. Setelah terpisah masing-masing jenis berevolusi menjadi jenis yang sekarang," katanya.

Dalam jurnal Zootaxa para peneliti menyebutkan, nenek moyang L. kanowitense tampaknya telah menginvasi Pulau Borneo jauh lebih awal dibandingkan dengan moyang L. ingeri, yang penyebarannya terjadi selama periode glasial Pleistosen.

Menurut Amir, saat ini L. ingeri menghuni daerah Belitung dan pesisir Sarawak dan L. kanowitense hidup di Kota Kanowit, Sarawak. Sementara L. nigrops bisa ditemukan di Semenanjung Malaya, Sarawak dan pantai timur Sumatra (Riau).

Namun peneliti belum tahu pasti populasi jenis-jenis katak itu dan apakah jenis katak baru itu endemis di daerah tersebut.
#bcfda5


#bcfda5