Kamis, 18 Oktober 2012

Menghasilkan Anak Lewat Sperma Buatan



Saat ini, semakin banyak pria yang tidak subur akibat gaya hidup makin tak sehat. Alhasil, banyak yang kesulitan untuk memiliki keturunan dan harus menghabiskan biaya cukup besar untuk mendapatkannya

Di negara maju, penggunaan sperma donor kerap dijalankan untuk mendapatkan keturunan. Sementara itu, di Indonesia, teknologi bayi tabung untuk mempermudah mendapatkan keturunan juga makin berkembang.
Keberhasilan bayi tabung itu tergantung dari kualitas sperma yang dihasilkan. Karena itu, para peneliti asal Jerman dan Israel telah mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan keberhasilan tersebut.

Logikanya, pria yang tidak subur akan menghasilkan sperma bagus dalam jumlah yang sangat sedikit. Karena itu, dibutuhkan cara agar jumlah sperma yang bisa membuahi sel telur meningkat.
Seperti dilansir dari Daily Mail, para peneliti mencoba untuk menumbuhkan sperma dari beberapa sel di piringan laboratorium. Meski awalnya hal ini dilakukan pada sel germinal yang diekstrak dari testis tikus percobaan, para peneliti yakin teknik yang sama juga akan bekerja pada manusia.

Sel-sel germinal diketahui merupakan sel pada testis yang bertanggung jawab memproduksi sperma. Para peneliti menumbuhkan sperma dari sel germinal pada senyawa spesial yang disebut dengan agar-agar dari jeli untuk menciptakan lingkungan yang sama seperti di dalam testis.

"Saya yakin bahwa ini akan berhasil menumbuhkan sperma manusia secara rutin dengan mengekstraksi sel-sel jaringan germinal dan menstimulasi produksi sperma di laboratorium," ujar Profesor Mahmoud Huleihel, dari Universitas Ben Gurion di Beersheba, Israel.

Diterbitkan pada Asian Journal of Andrology, Profesor Huleihel mengakui bahwa mereka telah berhasil menciptakan sperma yang sehat dan tidak rusak secara genetis dari tikus percobaan. Namun, "Memerlukan beberapa tahun untuk mengadaptasi teknik ini pada manusia untuk menciptakan sperma manusia yang berkualitas."

Masalah infertilitas pria telah berkembang selama 50 tahun terakhir dan diikuti dengan penurunan besar pada jumlah sperma pada pria. Tak hanya karena gaya hidup tidak sehat, pengaruh lingkungan seperti polusi dan hormon wanita dalam kemasan plastik ikut menyebabkan masalah ini semakin berkembang.
"Bahkan, dengan teknologi microsurgical, masih terdapat ribuan pria yang tidak dapat memiliki keturunan kecuali dengan mengambil donor sperma dari pria lain," ujar urologis dari Rumah Sakit Epsom, Gordon.