Selasa, 09 Oktober 2012

Mengapa Jendela Pesawat Tidak Bisa Dibuka?





[imagetag]




Mitt Romney, calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, membuat pernyataan kontroversial mengenai jendela yang tidak terbuka di pesawat.

Keluhan ini disampaikannya selepas mendarat darurat pada 21 September 2012. Romney mengatakan,  saat terjadi kebakaran di dalam pesawat, tidak ada tempat untuk menyelamatkan diri.

"Anda tidak bisa mendapatkan oksigen dari luar untuk masuk ke pesawat, karena jendelanya tidak mau terbuka," ujar Romney.

Menurutnya, hal ini berbahaya dan menyebabkan masalah serius. Pernyataan Romney membuatnya kebanjiran penjelasan ilmiah, soal mengapa jendela pesawat tidak terbuka.

Alasan utamanya, karena gravitasi kerap membuat molekul udara terkonsentrasi di permukaan tanah. Maka, atmosfer terasa semakin menipis saat Anda melaju ke atas.

Udara menjadi semakin tipis di ketinggian 3.000 meter. Untuk itulah, di atas ketinggian tersebut, kabin pesawat harus diberi tekanan untuk mencegah penumpang di dalamnya mengalami kekurangan oksigen.

Karena tekanan dan temperatur berjalan selaras, tekanan udara dibutuhkan untuk membuat udara hangat di kabin.

Pada ketinggian 11 ribu meter, ketinggian standar pesawat komersial, tekanan udara jeblok hingga hanya seperempat nilainya di level permukaan air laut.

Suhu di luar pesawat turun menjadi minus 51 derajat Celcius. Kondisi demikian tidak akan sanggup dihadapi manusia, dan akan menyebabkan kematian cepat.

Tekanan di pesawat biasanya diperoleh dari udara yang dimampatkan, dihisap, dan dipanaskan oleh mesin turbin. Tekanan ini juga hanya bisa terjadi di daerah yang kedap udara. Jika Anda membuka jendela di pesawat, maka kekedapan itu akan hilang. Udara yang sudah dimampatkan akan keluar melalui jendela. Sehingga, membuat kondisi atmosfer di dalam dan luar pesawat sama imbang. Akibatnya, kematian.

#db4ef9