Minggu, 21 Oktober 2012

Darah Tertua Di Dunia Milik Oetzi Si Manusia Es



Oetzi, "mumi-kebetulan"



[imagetag]

Autopsi Oetzi si Manusia Es (Robert Clark)

Oetzi, Manusia Es berusia 5.300 tahun, kembali membuka dirinya pada Oetzi si Manusia Es (Robert Clark)

Es yang membungkus Oetzi melahirkan studi terbaru dari Journal of the Royal Society Interface. Karena ternyata lapisan es mengawetkan sel darah merah yang ada di luka Oetzi.

Februari lalu, peneliti Albert Zink dari Eurac Institute for Mummies and the Iceman in Bolzano, Italia, mempublikasikan genom lengkap dari si Manusia Es. Studi sebelumnya dari tim yang dipimpin Zink, menunjukkan jika luka dari Oetzi ternyata mengandung haemoglobin --protein mengandung zat besi yang berada di dalam sel darah merah.

Setelah melalui penelitian lebih lanjut, tim ini menemukan sampel dari Oetzi berbentuk mirip donat, seperti bentuk sel darah merah. Untuk memastikan struktur sampel ini tidak berubah dan tidak terkontaminasi zat lain,digunakan tekhnik yang disebut Raman spectroscopy.

"Teori yang pernah diperdebatkan, Oetzi terluka beberapa hari sebelum akhirnya mati karena tusukan panah, tak lagi bisa dipertahankan. Karena fibrin (protein berserat yang tidak larut) muncul di luka baru dan kemudian membusuk," kata Zink.

(Zika Zakiya. , National Geographic Magazine)
#bcfda5


#bcfda5