Jumat, 05 Oktober 2012

10 Penelitian Tentang Kanker Payudara Yang Banyak Orang Tidak Tahu



[imagetag]


Kanker payudara merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada wanita setelah kanker paru-paru dan kanker kedua yang paling banyak ditemukan pada wanita setelah kanker kulit.

Tapi anehnya menurut American Cancer Society, semakin sering dipelajari, angka kejadian kasus kanker ini justru meningkat tajam.

Tahun ini saja diperkirakan ada 226.870 kasus kanker payudara baru yang terjadi pada wanita dan 2.190 kasus pada pria.

Namun berbagai studi tentang kanker ini memang diperlukan untuk membantu mencari solusi bagi penderita kanker sekaligus menemukan metode pencegahan yang tepat agar kanker ini tak semakin merajalela.

Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa hasil studi terbaru tentang kanker payudara pada tahun 2012 yang belum banyak diketahui orang

1. Kanker payudara terdiri atas 4 kelas utama

Berdasarkan hasil analisis gen besar-besaran yang baru saja dipublikasikan pada bulan September dalam jurnal Nature menunjukkan bahwa terdapat empat kelas utama kanker payudara.

"Kami selangkah lebih maju dalam memahami asal-usul genetik dari keempat subtipe kanker payudara. Jadi sekarang kami dapat menginvestigasi obat mana yang terbaik bagi setiap pasien berdasarkan profil genetik tumor mereka," ungkap peneliti Matthew Ellis, M.B., B.Chir., Ph.D dari Washington University School of Medicine dan Siteman Cancer Center.

2. Pria penderita kanker payudara lebih menderita

Pria memang berpeluang lebih kecil untuk terserang kanker payudara daripada wanita tapi ketika mereka mengalaminya, biasanya kondisinya jauh lebih parah dan lebih mematikan. Hal ini diungkap sebuah studi yang dipresentasikan awal tahun di pertemuan American Society of Breast Surgeons.

Pria yang didiagnosis menderita kanker payudara pun rata-rata hanya bisa bertahan hidup dua tahun lebih sedikit daripada penderita wanita. Selain itu kanker mereka juga lebih cepat menyebar, tumornya lebih besar ketika ditemukan dan terdeteksi lebih lambat.

3. Cadmium meningkatkan risiko kanker payudara

Logam beracun cadmium yang bisa ditemukan pada sejumlah makanan seperti kerang, sayuran yang berasal dari akar seperti kentang dan ketela, jeroan dan sereal ternyata dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Hasil studi yang digelar pada bulan Maret ini telah dipublikasikan dalam jurnal Cancer Research.

Dalam studi yang melibatkan 56.000 wanita ini peneliti menemukan bahwa partisipan yang mengonsumsi cadmium terbanyak memiliki risiko kanker payudara 21 persen lebih tinggi daripada partisipan yang makan makanan ber-cadmium paling sedikit.

4. Risiko kanker payudara juga bisa dipengaruhi jam tidur

Menurut sebuah studi yang ditampilkan dalam jurnal Breast Cancer Research and Treatment, tidur kurang dari 6 jam juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara kambuhan pada pasien pasca menopause. Meski begitu, relevansi studi ini tak dapat dibuktikan pada pasien kanker pra-menopause.

"Temuan itu menunjukkan bahwa kurang tidur bisa saja menyebabkan tumor menjadi lebih agresif tapi kami mengakui studi lanjutan perlu dilakukan untuk memastikan temuan ini dan memahami alasan di balik relevansi tersebut," ujar peneliti Cheryl Thompson, Ph.D.

5. Virus cacar air berpotensi menjadi pengobatan baru

Virus cacar air tampaknya berpotensi sebagai pengobatan baru bagi salah satu bentuk kanker payudara yang paling sulit diobati yaitu triple-negative breast cancer (TNBC) karena tak merespons pengobatan hormonal atau kekebalan lainnya. Kesimpulan ini diperoleh setelah sejumlah peneliti melakukan percobaan terhadap tikus.

"Dilihat dari patologinya, kami dapat melihat setidaknya 60 persen tumornya benar-benar mengalami penurunan dan 40 persen lainnya menunjukkan beberapa bagian sel tumor menunjukkan banyaknya nekrosis (indikator respons terhadap pengobatan) yang terjadi pada sel," terang peneliti Dr. Sepideh Gholami, M.D. dari Stanford University Medical Center.

6. Pekerja shift malam rentan terkena kanker payudara

Dua studi berbeda yang dilakukan tahun ini memunculkan satu kesimpulan bahwa pekerja shift malam rentan mengalami peningkatan risiko kanker payudara.

Salah satu studi yang dipublikasikan dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine mengemukakan bahwa risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang bekerja shift malam lebih dari dua kali seminggu.

Sedangkan studi kedua yang dipublikasikan dalam International Journal of Cancer menunjukkan bahwa risiko kanker payudara bisa mencapai 30 persen lebih tinggi pada wanita pekerja shift malam. Risikonya pun sangat jelas terlihat bagi wanita yang telah bekerja shift malam selama 4 tahun atau mereka yang bekerja shift malam kurang dari 3 malam perminggu.

7. Besar kecil payudara mempengaruhi risiko kankernya

Sebuah studi yang baru saja dipublikasikan dalam jurnal BMC Medical Genetics mengungkapkan bahwa gen yang membantu menentukan ukuran payudara wanita juga ada kaitannya dengan risiko kanker payudara.

Kesimpulan itu diperoleh setelah peneliti mengamati data genetik dari 16.000 wanita dan menemukan bahwa ada 7 variasi DNA (disebut single nucleotide polymorphisms/SNP) yang berperan untuk menentukan ukuran payudara wanita. Namun ternyata tiga dari 7 SNP tersebut diketahui berpengaruh terhadap risiko seseorang untuk terserang kanker payudara.

8. Olahraga bantu turunkan risiko kanker payudara

Olahraga dengan intensitas yang kecil saja sudah cukup membantu mengurangi risiko kanker payudara, meskipun sebenarnya semakin banyak Anda bergerak maka hasilnya akan semakin baik.

Studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of North Carolina, Chapel Hill dan dipublikasikan dalam jurnal Cancer ini menemukan bahwa wanita usia produktif maupun yang telah memasuki usia pasca menopause yang berolahraga paling banyak (sekitar 10-19 jam setiap minggunya) berpeluang untuk menurunkan risiko kanker payudaranya hingga 30 persen.

9. Bagi sejumlah wanita, diabetes tipe 2 dapat menaikkan risiko kanker payudara

Bagi wanita pasca menopause, mengidap diabetes tipe 2 juga berarti meningkatkan risiko kanker payudaranya.

"Di satu sisi, obesitas dapat memunculkan efek pada aktivitas hormon yang mempengaruhi pertumbuhan kanker, padahal kondisi ini juga seringkali dikaitkan dengan munculnya penyakit diabetes tipe 2. Selain itu sulit untuk menyepelekan fakta bahwa beberapa faktor yang berkaitan dengan diabetes juga mungkin terlibat dalam proses perkembangan tumor," tandas peneliti Peter Boyle, presiden International Prevention Research Institute.

10. Makin gendut, kanker payudaranya bakal makin parah

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer pada bulan Agustus, wanita yang kelebihan berat badan dan pernah menjalani pengobatan untuk kanker payudara justru berisiko lebih tinggi mengalami kekambuhan hingga kematian akibat kanker tersebut.

"Obesitas tampaknya mendorong risiko kekambuhan dan kematian akibat kanker payudara, bahkan pada wanita yang dinyatakan sehat saat didiagnosis atau telah menerima pengobatan terbaik seperti kemoterapi dan terapi hormon," ujar peneliti Dr. Joseph Sparano dari Montefiore Einstein Center for Cancer Care.

Sumber
#98fcde