Bertanding di lapangan rumput Centre Court, London, Inggris, Federer sempat kecolongan di set pertama yang dimenangi Murray 6-4. Tak tinggal diam, FedEx susah payah merebut set kedua 7-5.
Pertandingan sempat dihentikan sekitar 40 menit lantaran hujan, saat kedudukan 1-1 di awal set ketiga. Kedua petenis melanjutkan pertarungan dengan atap stadion yang tertutup.
Federer semakin tak terbendung dan langsung menyabet kemenangan di dua set terakhir, 6-3 dan 6-4. Wajar saja jika petenis yang menempati uggulan ketiga turnamen ini meluapkan kegembiraan seusai pertandingan, yang berlangsung selama 3 jam 24 menit, tersebut.
“Saya sudah menyuguhkan permainan terbaik dalam beberapa pertandingan terakhir. Sangat hebat bisa kembali ke sini sebagai pemenang. Ini momen hebat dan senang rasanya bisa mengangkat trofi lagi setelah tiga tahun lalu,” ujar Federer seperti dilansir Reuters.
Praktis, Federer sudah mengoleksi tujuh trofi Wimbledon. Ia sukses menyamai rekor petenis legendaris Amerika Serikat, Pete Sampras, sebagai pemegang gelar Wimbledon terbanyak.
Gelar juara ini sekaligus yang ke-17 bagi Federer di ajang Grand Slam. Berkat kemenangan ini pula, petenis berpostur 185 cm ini berhak merebut peringkat satu dunia dari Novak Djokovic.
Sementara itu, Murray begitu menyesali kehilangan kesempatan merengkuh trofi turnamen tenis tertua ini untuk kali pertama. Terlebih, publik Inggris kembali gagal mengakhiri penantian selama 76 tahun. Fred Perry merupakan petenis legendaris tuan rumah yang kali terakhir meraih juara pada 1936 silam.
“Sebenarnya saya semakin dekat meraihnya. Tapi, Roger tampil luar biasa di turnamen ini. Permainannya sama sekali tidak buruk di usianya yang sudah 30 tahun. Saya ucapkan selamat untuk Roger,” kata Murray.
sumber: viva.co.id
